"Devil Beside You"#10 (CERBUNG ICIL)

Title : "Devil Beside You!!"
Genre : Action - Romance
Cast : Heltha Vaneshilla Devlan, Videfy Saufika Umari Reycla, Andrea Sivia Qutte Redencly, Agni Tri Qut Domnely, Racakka Nuraga Dubois, Mario Vanoling, Ralvindo Jenothan, Gabriel Santhana Damanik, dll
Author : Ifo
****
"Maafin gue Fy, sumpah gue nggak bermaksud gitu. Gue cuma bingung ngadepin dia."suara Shilla terdengar parau
"Untung Cakka tepat waktu nolongin elo. Kalo nggak apa coba? Mungkin sekarang loe tinggal tubuh, entah nyawa loe melayang apa enggak."Ify menjawab jutek. Shilla yang merasa Ify marah dan khawatir pun hanya mampu terdiam.
"Udahlah Fy, kasian Shilla kalo loe marahin terus."ucap seseorang tiba-tiba. Ify memandang orang yang berbicara sambil mendengus kesal. Akhirnya Ify pun mengalah untuk menahan diri tidak memarahi Shilla sekarang. Karena lihat, Shilla sekarang dalam keadaan yang tak bisa dibilang baik. Luka lebam dimana-mana, dikarenakan ulah Putra yang memang tidak pandang bulu untuk melawan siapa aja yang menghalangi langkah yang akan ia jalani, rambut yang awalnya rapi kini terlihat sangat berantakan dan kusut karena rambut Shilla sempat di jambak oleh Putra dan juga Rizky.
Melihat Ify terdiam, seorang yang tadi mencegah Ify untuk tidak memarahi Shilla pun segera menopang badan Shilla karena Ify belum sepenuhnya sembuh dari luka bakar yang ia terima. Orang itu yang tak lain adalah Cakka langsung membopong Shilla ke mobil dimana mereka sempat mencegat Ify, Sivia, dan Agni untuk bertanya apa yang terjadi.
“Maaf lagi-lagi gue telat.”ucap lirih Cakka sengaja tak memandang Shilla. Shilla yang mendengar itu hanya mampu terdiam karena keadaannya sudah sangat susah untuk berbicara maupun sekedar mengangguk atau tersenyum. Cakka pun langsung menurunkan Shilla pelan-pelan ke mobil Ify karena dia tak ingin bahwa Cakka tau siapa dirinya sekarang.
“Loe Sivia kan? Pasti ada P3K di mobil ini, kasih pertolongan pertama buat Shilla. Dan loe Fy, jangan ada bantahan. Loe duduk dikursi samping kemudi, loe nggak perlu nyetir.”jeda beberapa saat Ify melihat Cakka hendak memprotes apa keinginan cowok tersebut namun sudah didahului Cakka untuk memerintah lagi. “Dan... loe ...”Cakka menjeda lagi bingung siapa namanya cewek yang awalnya ia anggap cowok ini. Si cewek yang sebal hanya tidak diketahui namanya oleh Cakka pun akhirnya angkat suara.
“Agni!”jawab Agni singkat. Cakka pun mengangguk mengerti.
“Nah iya, Agni. Buat loe, loe tau kan tugas loe? Tugas loe nyetir. Karena gue yakin kemungkinan Ify belum sepenuhnya sembuh lihat dia, masih lemas begitu.”yang lain langsung menatap Ify. Ify yang ditatap seperti itu mengumpat Cakka dalam diam karena Ify sangat tidak suka dirinya menjadi pusat perhatian. Ketika hendak berbicara lagi-lagi ucapan ia terpotong oleh Cakka yang menyatakan kebenaran yang ia alami saat ini. “Cidera dia belum sembuh.”Ify kaget bukan main. Kenapa lagi dan lagi Cakka selalu bisa menebak yang orang lain bahkan tidak tahu. Seperti dulu, dimana ia dan Shilla sempat dipukuli oleh Rizky. Cakka selalu tahu. Bahkan Ify sudah menahan rasa sakit yang dari tadi ia alami semenjak ia menuju ruangan Om Dayat. Ify melirik sekilas ke Cakka ia kaget dengan ekspresi Cakka yang tersenyum kecil kearahnya hampir tak terlihat. Ia tau, bahwa Cakka selalu melindungi Shilla dan dirinya. Ify tanpa penolakan seperti yang ingin ia lakukan tadi langsung masuk ke mobil dimana sebelah kursi pengemudi. Agni menoleh ke Cakka.
“Kami yang akan urus sisanya. Loe bawa mereka ke rumah sakit aja.” Agni mengangguk dan langsung memasuki mobil.
****
Cakka (POV)
Aku melihat Shilla dengan keadaan seperti itu lagi. Aku sungguh lelaki bodoh yang tidak bisa menjaga wanitanya. Selalu terlambat untuk menolongnya. Tinggal sedetik saja Shilla akan mati ditembak Rizky. Selalu seperti itu. Seperti dulu.
^Flashback on^
Mendengar suara meja, kursi saling bertabrakan di samping rumahku membuat aku kaget ketakutan. Itu rumah Shilla. Ada apa dengannya?
BREEEMMM,....BREM!! Suara motor melaju kencang dari sebelah yaitu rumah Shilla. Perasaanku tak enak. Aku pun langsung melepaskan gitar yang sedari tadi digenggamanku dan langsung berlari kencang kearah rumah sebelahku. Perlahan aku memasuki rumah yang bisa dibilang mirip mansion ini dengan was was. Di depanku sekarang pintu masuk rumah Shilla, karena gerbang tadi tak dikunci maka aku dengan gampang lari menuju pintu rumah. Aku sejenak ragu untuk membuka pintu. Aku diam. Aku perlahan mundur berbalik tidak jadi membuka pintu karena mungkin saja tadi hanya perasaanku. Ketika aku hendak menutup pagar, aku mendengar suara Shilla! BERTERIAK! Tanpa pikir panjang aku langsung saja berlari kearah dimana suara Shilla berasal yaitu ruang tengah. Aku mengintip dibalik jendela yang dapat melihat keadaan dalam rumah. Seketika aku mematung di tempat. Di dalam di depan mataku, aku melihat seorang wanita paruh baya bersimbah darah. Dikepala! Ada lubang dikepala wanita paruh baya itu. Lubang seperti terkena tembakan! Aku kaget bukan main setelah lihat lebih jelas siapa wanita paruh baya itu. Itu Mama Shilla! Dengan cepat aku segera berlari kembali ke pintu rumah dan membuka pintu rumah Shilla. Tidak dikunci, Syukurlah. Aku segera berlari ke ruang tengah. Sampai di ruang tengah, keadaan di depanku kini sudah kacau balau. Banyak kursi, meja dan barang lainnya bercecer dimana-mana. Aku mengabaikan keadaan itu, dan langsung berlari kearah dimana Mama Shilla berada. Tiba-tiba aku menginjak sesuatu dibawah sana. Tanpa ragu aku langsung menoleh ke bawah, dan kaget setengah mati setelah mengetahui bahwa yang terlihat adalah sebuah tangan dengan darah dimana-mana tanpa tubuh. Seketika itu juga aku meloncat mundur dan melihat kearah Mama Shilla. Tidak terputus. Bukan tangan Mama Shilla.
Aku segera berlari menuju dimana Mama Shilla berada seketika tubuhku diam mematung dengan mata memandang kearah Mama Shilla berada tepatnya seorang lelaki paruh baya terkapar tidak jauh didekat Mama Shilla. Itu Papa Shilla! Ya ampun! Keadaan beliau lebih parah. Tangan terputus, ah tangan Papa Shilla ya ampun om, kok bisa. Kaki sudah tidak ada. Tidak berbentuk, telinga hampir lepas tinggal tersenggol sedikit saja pasti lepas karena seperti telinga Papa Shilla di potong. Tubuh dibanjiri darah. Aku kaget bukan main. Aku segera mengambil sebuah gagang telepon yang tidak jauh tempatku berdiri dan segera menelepon rumah sakit juga polisi! Aku segera ke kamar Shilla untuk melihat keadaannya. Dia tidak ada di kamar! Lalu dia dimana? Aku tadi mendengar suara teriakannya!!
“Shilla??”
“Shill kamu dimana Shill??!!”
“SHILLA kamu dimaana??!!” ya ampun DEMI APAPUN aku tadi mendengar dia berteriak! Tetapi dia kemana?!! Aku terus mencari dimana Shilla berada namun tetap saja nihil tak ada siapapun di ruang tengah. Aku menyerah karena saat ini seorang anak kelas 4 SD melihat keadaan mengenaskan dan berlari mencari seseorang karena shock dan takut. Bayangkan! Aku meneliti setiap sudut sekitar, tiba-tiba pandangan jatuh kearah seorang gadis kecil yang tampak tak jauh dari tempatku berada. Aku segera saja menghampirinya. Ia kelihatan shock dengan tubuh bergetar. Sepertinya Shilla melihat semua kejadian itu di depan mata kepalanya sendiri dari sini untuk bersembunyi. Untuk seorang gadis kecil sepertinya pasti tak terlihat oleh orang yang membunuh kedua orang tuanya Shilla.
^Flashback Off^
“Kita tunggu disini sampe agent FBI datang.”ucapku tiba-tiba setelah diam beberapa menit. Rio, Alvin dan Gabriel yang mendengar itu menyerngit heran.
“FBI??”tanya Rio mencoba menganggap ia salah pendengaran. Namun kenyataannya ia sama sekali tak salah dengar. Aku memang berbicara FBI.
“Loe gila Kka? Bisa-bisa mereka yang bunuh kita!” sergah Gabriel.
“Kita bersembunyilah. Mereka udah gue hubungin tadi sebelum kesini. Polisi nggak bisa dipercaya. Bahkan mereka tak bisa mengurus Rizky dan membiarkan RSJ yang mengurusnya. Satu-satunya yang bisa mengurus Rizky Cuma FBI. Mereka tahu yang akan mereka lakukan. Sekarang tugas kita bersembunyi sampai mereka membawa si brengsek itu pergi dari sini.”jelasku panjang lebar. Mereka yang mengerti langsung mengangguk tanpa penolakan seperti yang Gabriel lakukan. Mereka berempat pun segera memasuki mobil dan menjauhi pesawat yang lebih miripnya seperti gedung itu. Mereka memasukkan mobil mereka ke semak-semak dan menunggu di dalam mobil.
#TBC!!! Nah gimana nihhh ?? like dan sarannya dibutuh

Komentar

Postingan Populer