"Devil Beside You!!"Part 5 (CERBUNG ICIL)
Title : "Devil Beside You!!"
Genre : Action - Romance
Cast : Heltha Vaneshilla Devlan, Videfy Saufika Umari Reycla, Andrea Sivia Qutte Redencly, Agni Tri Qut Domnely, Racakka Nuraga Dubois, Mario Vanoling, Ralvindo Jenothan, Gabriel Santhana Damanik, dll
Author : Ifo
***
"Om gimana keadaan Ify?"tanya Shilla cepat.
"Apa yang terjadi?"tanya yang dipanggil Om itu dan menatap Shilla~Sivia~Agni tajam.
"The Rains -_-"jawab Sivia geram.
"Ngapain lagi mereka?"tanya Om itu.
"Bicara diruangan Om aja!!"ucap Shilla. Om itu pun langsung mengangguk dan berjalan duluan keruangannya.
"The Rain jebak kami"ucap Sivia.
"Jebak gimana, Via?"tanya Om itu.
"Pulang sekolah kami kepantai ... dan blaa.. blaa.. blaa..."Shilla menjelaskan secara rinci. Dan Om itu sekaligus dokter itu mengangguk mengerti.
"Mereka berkhianat"ucap Om itu.
"Maksud Om Dayat?"tanya Agni sedari tadi yang hanya terdiam.
"The Rains diketuaii olehh.. Blaa blaa blaa.."jelas Om Dayat secara rinci-_-.
"Terus?"tanya Agni menyerngitkan keningnya.
"Mereka bisa berbuat apa aja pada kita. Contohnya kejadian yang kalian alami hari ini"jawab Om Dayat.
"Errhhhh"erang Ify tiba-tiba. Ya, Ify dirawat diruagan Om Dayat yang ternyata adalah bagian dari Drains Crops.
"Fy! Loe nggak papa?"semua pun mendekat dan Ify mencoba untuk duduk dibantu oleh Shilla dan Sivia.
"Kalian nggak papa?"tanya Ify
"Kami nggak papa kok Fy! Gimana? Loe pengobatan langsung atau gimana?"tanya Sivia.
"Iya langsung aja"jawab Ify
"Berarti Ify nggak bisa kumpul bareng kalian selama 2 hari"ucap Om Dayat angkat bicara.
"It's okey!! Asal Om Day bener-bener harus sembuhin Ify"suruh Sivia.
"Iya-iya Sivia. Udah kalian pulang dulu, baru kesini nanti"ucap Ify :o
"Loe ngusir Py?"tanya Shilla pura-pura ngambek.
"Haha, bukan sih.. Lebih tepatnya nyuruh minggat :D"ucap Ify
"Sama ajaaaa!!"jawab Semuanyaa..
"Hehehehe"tawa Ify nyaring.
"Ngape lu Py? Oya udah dulu gue sama yang lain pulang ya? Ntar kesini lagi.. Byee"ucap Shilla berpamitan diikuti yang lain.
"Bye Shill."
"Bye Fy"
"Bye Ag"
"Bye Fy"
"Bye Viaa,,"ucap Ify.
"Hati-hati"ucap Ify lagi. Shilla~Sivia~Agni hanya mengangguk.
"Yoi"kompak Shilla~Sivia~Agni.
"Om, kami duluan ya?"ucap Shilla. Om Dayat pun mengangguk. Shilla~Sivia~Agni pun langsung keluar dari ruangan. Diluar, Shilla~Sivia~Agni langsung bertemu dengan 2 pemuda.
"Shilla?"ucap seseorang.
"Loh kalian?"ucap Shilla kaget melihat 2 orang pemuda dihadapannya ini. :3
***
"Ngapain Shill disini?"tanya salah seorang pemuda itu.
"Ify masuk rumah sakit Yo"jawab Shilla.
"Oh, kenapa?"tanya Yo atau biasa disebut Rio
"Namanya orang sakit ya masuk rumah sakit lah -_-"ujar Sivia geram.
"Weeee, perasaan Rio itu tanya ke Shilla deh, kenapa loe yang jawab bakpiaaa sipittt?"ucap pemuda satunya.
"Ngemeng sama siape lu?"tanya Sivia garang.
"Ngemeng sama lu lah!!"jawab pemuda sipit itu. Sivia langsung mendelik.
"Woooo!! Lu bilang apa?!!"tanya Sivia tak terima.
"Bakpia sipit!!"ucap Alvin santai.
"Hhiihh loe tuh yaa!!!"geram Sivia.
"Apa?"tanya Alvin cuek.
"Eh udah dulu ya, kita capek. Mau pulang. Byee"pamit Shilla cuek.
"Oh iya Shill"jawab Alvin dan Rio kompak.
"Bye yang lebih sipit dan jeleeekkkk"ucap Sivia mengejek sambil menjulurkan lidah kepada Alvin.
"Arrggghhh loe tuh ya -_-"geram Alvin. Sivia pun mengikuti Shilla yang sudah duluan dengan Agni.
***
BRAK!! Seorang pemuda membuka pintu rumah sakit dengan sangat kasar dan penuh emosi yang sudah mencapai puncak diubun-ubun. 2 orang yang berada dikamar rawat itu menatap heran sahabatnya itu.
"Loe kenapa Vin?"tanya salah satu sahabatnya yang dirawat.
"Taaauuu!!"jawab pemuda itu yang tak lain adalah Alvin. Alvin langsung saja merebahkan dirinya disofa yang berada dikamar rawat itu.
"Kenapa sih Yo?"tanya pemuda yang dirawat tak lain adalah Cakka.
"Tadi gue sama Alvin ketemu sama Shilla, Sivia, dan Agni"jawab Rio
"Terus?"tanya Gabriel angkat biacara karna merasa heran dengan sikap Alvin yang seperti itu.
"Dia berantem sama Sivia"jawab Rio singkat. Cakka dan Gabriel menyerngitkan keningnya heran. Alvin yang males berbicara pun hanya asik bermain dengan I-Padnya.
"Sivia ngejek Alvin. Etaaapiii yang cari ribut duluan Alvin sih"jawab Rio yang mengetahui kebingungan Cakka dan Gabriel
"Kok bisa gue?"protes Alvin yang mendegar omongan Rio.
"Lah kan loe yang duluan manggil bakpia sipit"jawab Rio lagi.
"Siapa suruh dia oon! Kan emang dia bakpia sipit"jawab Alvin.
"Lah kok bisa?"kini Rio, Gabriel, dan Cakka pun kompak bertanya dan sama-sama bingung.
"Ah tau ahh!"Alvin yang memang sedang tidak mood pun langsung keluar dari kamar rawat Cakka sambil membanting pintu-_-
"Aneh tuh anak"ujar Gabriel geleng-geleng.
"Jangan-jangan dia naksir sama Sivia?"curiga Rio.
"Tapi kalo naksir masa sampe semarah ini?"tanya Cakka bingung.
"Ya paling saking senengnya bisa bicara sama Sivia, dia sampe salting dan bingung harus nutupin kesaltingannya bagaimana, jadi dia semarah itu kali"jawab Rio dan Gabriel kompak.
"Kalian sehati?"tanya Cakka cengo
"Maksud loe?"tanya Rio dan Gabriel lagi-lagi kompak.
"Kok kalian bisa barengan ngomong yang tadi? Panjang lebar kali lebar kali tinggi lagi :-O"tanya Cakka
"Kan kami sehati, sejiwa"jawab Rio dan Gabriel sambil cengengesan
"Lah terus gue tadi ngomong apa? Ya bener dong yang gue bilang tadi-_- Kalo kalian itu sehati, satu jiwa, dan satu cintaaaaaaa...Hehehehe"ucap Cakka nggak jelas.
"Emang kami pacaran apaaaa!!-_-"tanya Rio dan Gabriel yang lagi-lagi kompak.
"Homo aja sonoo"jawab Cakka acuh.
"Gila loe!! Homo sama die? Mending gue sama loe!!"Lagi-lagi Rio dan Gabriel ucapannya serentak.
"Hiiii.... Sama gue? Ogaahhh!! Mending gue sama cewek yang semalem nolongin gue dari pada sama loe pada!!-_-"ucap Cakka bergidik.
"Lah kenapa? Kan gue suka sama loe Kka"jawab Rio dan Gabriel serentak. Rio dan Gabriel langsung berpandangan dengan tatapan licik dan sama-sama mengangguk.
"Cakka sayang... sama guee yukss"ucap Gabriel dengan senyuman mautnyaa.. Cakka langsung cengo dan bergidik ngerii
"Nggak waras loe!! Minggir-minggir pulang sonooo"gidik Cakka. Kini Rio yang mendekati Cakka.
"Abangg Cakka... Ayuks yuks sama eneng Iyoo... Kita makan bareng yuks..."ucap Rio langsung bergelayut manja pada lengan baju Cakka. Cakka langsung menghindar kebelakang dan tatapannya melotot kearah Rio dan Gabriel.
"Loe pada gila yaa??!! Idiihhh, minggir sono minggir"usir Cakka.
"Ayo ahh bang Cakka ikut, ayuks"ucap Rio dan Gabriel kompak. Rio langsung menyenggol tangan Gabriel dan sama-sama mengangguk. Dalam hitungan detik, Rio sudah berada disisi kiri Cakka dan Gabriel berada disisi kanan Cakka. Cakka sempat mendelik dan mulai melotot.
"Mau ngapain loe pada? Homo bangettzzz sihh loe!! Hiii"tanya Cakka bergidik.
"Mau tau aja apa mau tau banget?"goda Gabriel mengelus-elus pipi kanan Cakka.
"Gila loe Yel!! Saraappp! sedengg!! Jauh-jauh loe dari Gue!!"bentak Cakka geli.
"Ih abang kok jauh-jauh sih? Sinii dongg"rengek Gabriel sambil menggeret-geret lengan Cakka manja layaknya seorang anak kecil yang merengek-rengek meminta sesuatu.
"Enyaahhh kau dari hadapankuu!!!"teriak Cakka. Rio dari belakang sudah cekikian sedari tadi. Dan kini giliran Rio yang mendekati Cakka. Tanpa banyak bicara lagi, Rio dan Gabriel sama-sama mendekati Cakka. Langsung saja Rio mencium pipi kiri Cakka-_- dan Gabriel mencium pipi kanan Cakka-_-. Dengan sangat gesitnya Rio dan Gabriel langsung ngibrit keluar sambil ngakak sejadi-jadinyaaa. Cakka melongo parah :-O
"WOOYYY!! GILA LOE PADA!! SARAP SUMPAAHH!! AWAS LOE!! GUE JADIIN PANGGANGAN MALAM BESOK LOE!! DARI SABANG SAMPE MERAUKEE GUE AKAN BERSUMPAAHHH LOE BAKALAN JADI ANAK KEMBAR DIKEMUDIAN HARI!! -_- DARI NGERI ANTAH BERANTAHH LOEEE SEDENG!! SARAP! GILA!! AAAAA CRAZY!!"Teriak Cakka menggelegar. Rio dan Gabriel sudah tertawa terbahak-bahak melihat Cakka seperti itu.
"Stress mereka!"ucap Cakka masih saja sebal dengan kedua sobatnya ini.
***
"Shill gue dapet kabar dari Jepang kalo disana banyak terjadi kasus-kasus"ucap Sivia pelan.
"Kasus?"tanya Agni menyerngitkan kening. Sivia hanya mengangguk dengan wajah muram.
"Ify terkapar seperti itu dan butuh pengobatan. Kita nggak mungkin ninggalin dalam situasi seperti ini"ucap Sivia lagi.
"Iya kita nggak bisa ninggalin Ify! Dan kita juga tidak mungkin hanya berdiam saja disini lantaran keluarga kita dalam ancaman bahaya"ucap Shilla tegas.
"Gue tebak, kasus teror-meneror"tanya Agni tajam dan dingin.
"Iya!"jawab Sivia.
"Kita harus bertindak! Gue yang akan maju untuk sementara sama Sion dkk!!"ucap Shilla tegas.
"Nggak!! loe nggak boleh bertindak sendiri!!"ucap Agni dan Sivia menatap tajam kearah Shilla.
"Gue nggak sendiri!! Nggak ada pilihan lain, atau kita yang akan terancam.. Mereka yang akan mati saat ini.. Gue yang akan bertindak sampai Ify pulih baru kalian jemput gue kesana!!"jawab Shilla tegas, tajam, dingin, dan sangat berwibawa.
"Tap.."ucapan Sivia terhenti.
"Ify akan pulih besok atau lusa! Jadi kalian bisa cepat menyusulku kesana"ucap Sivia lembut dengan senyuman manisnya.
"Huft.. Oke"akhirnya Agni dan Sivia pasrah juga.
"Gue akan berangkat malam ini.. Ayoo"Shilla segera naik mobil tanpa mendengar celotehan dari Agni dan Sivia.
"Em, Shill"panggil Sivia saat sudah memasuki mobil. Shilla berbalik menatap Sivia dengan wajah bingung. Shilla hanya menatap sambil terdiam.
"Ada apa Vi?"tanya Shilla akhirnya dari tadi hanya berdiam.
"Yakin loe hanya sendiri?"tanya Sivia. Shilla menatap Sivia yang berada dimobilnya sambil tersenyum lembut.
"Iya, gue akan dateng sendiri dari sini. Tapi, disana ada Sion dan yang lain. Tak usah cemas sayang, Jaga Ify"pesan Shilla dan langsung menjalankan mobilnya. Didalam mobil, Shilla, Sivia, dan Agni hanya mampu terdiam sambil memikirkan sesuatu. Sama-sama terdiam dengan wajah dingin nan tegas. Sampai akhirnya tiba dirumah Shilla.
***
Shilla segera bersiap-siap dan segera turun keruang tengah. Sivia dan Agni masih emnunggu diruang tengah.
"Tunggu kita ya Shill, setelah Ify sehat kita pasti akan kesana!!"ucap Agni ketika Shilla sudah berada dihadapannya.
"Iya. Insya Allah gue disana baik-baik aja"jawab Shilla tersenyum.
"Kenapa gue ngerasa ini kaya perpisahan ya?"celoteh Sivia tiba-tiba. Agni dan Shilla lantas menyerngitkan keningnya tanda tidak mengerti.
"Gue ngerasa ini kayak salam perpisahan. Tapi nggak tau juga sih.. Pikiran gue nggak enak Shill.. Lusa kita berangkat bareng aja deh.."cegah Sivia. Agni pun hanya mengangguk tanda setuju dengan ucapan Sivia.
"Nggak bisa Vi. Lebih cepat lebih baik.. Disana membutuhkan pertolongan kita.. Lagian ada Sion dan yang lain yang juga bisa jaga gue."jawab Shilla bersabar.
"Shill, tapi sumpah! Gue punya firasat nggak enak tentang ini!"ucap Sivia lagi.
"Gue nggak ngerasa apa-apa Vi, Insya Allah gue nggak apa-apa. Gue langsung kabari loe kalo gue udah sampe sana"jawab Shilla.
"Iya deh. Moga loe nggak papa. Hati-hati ya Shill."ucap Siviaa dan Agni. Shilla pun memeluk kedua sahabatnya yang sudah dianggap saudaranya ini.
***
"Udah loe pasang BOM disini?"tanya pemuda bertopeng kepada pemuda yang lain.
"Udah! Gue yakin Shilla akan mati disini bersama Sion dan kawan-kawan!! Dan gue akan pergi sebelum BOM meledak"ucap pemuda yang ditanya dengan tampang licik dan tersenyum sinis.
"Shilla?"tanya pemuda bertopeng lagi.
"Ya! Hanya Shilla. Karena Sivia, Agni tidak bisa ikut dikarenakan Videfy terbujur lemas di rumah sakit! Dengan begitu, kita bisa mengicar nyawa mereka!!"kedua pemuda ini sama-sama tersenyum sinis.
***
Setelah berpamitan dengan Sivia dan Agni, Shilla pun segera berangkat ke bandara dengan mobil pribadinya. Mungkin tidak perlu senjata, tetapi logika. Tapi tetap harus berjaga-jaga membawa beberapa senjata yang diperlukan.
Didalam mobil, Shilla hanya terdiam. Merasa bosan, akhirnya Shilla pun menghidupkan radio dimobilnya. Suara penyiar memecahkan keheningan. Seteah penyiar asik berceloteh dengan gembiranya, sebuah lgu terputar memenuhi keheningan mobil Shilla.
Berjanjilah..
Wahai Sahabatku
Bila kau tinggalkan aku
Tetaplah tersenyum..
Meski hati..
Sedih dan menangis
Ku ingin kau tetap tabah
Menghadapinya..
Bila..
Ku harus pergi..
Meninggalkan dirimu..
Semoga..
Dirimu disana..
Kan baik-baik sajaa
Untuk selamanya,,
Disini..
Aku kan selalu..
Rindukan Dirimu..
Wahaaii.. Sahabatku..
Shilla ikutan menyanyikan lagu itu sambil konsen menyetir. Entah kenapa, ucapan Sivia terngiang ditelinganya. Ternyata Shilla juga merasa tak enak dengan ini.
"Punya firasat buruk? Hmm, gue juga Vi :-("ucap Shilla berbicara sendiri sambil menatap jalan sedih.
"Huft... Semoga nggak ada apa-apa"ucap Shilla dalam hati dan kemudian turun dari mobilnya menghampiri Sion yang sudah menunggunya sedari tadi.
"Lama? Sorry Yon!"tegur Shilla menyapa Sion. Sion hanya tersenyum dan menggeleng.
"Nggak kok Shill. Yaudah, ayo"ajak Sion. Shilla masih terdiam ditempat.
"Ada apa?"tanya Sion lembut. Shilla hanya mampu menggeleng dan mulai memasuki pesawat, diikuti Sion dan yang lain. Shilla duduk ditengah, disamping ada Sion. Sibelakang ada Rizky dan Kiki. Disepan ada Deva juga Ozy. Mereka semua adalah rekan-rekan Shilla-Ify-Sivia-Agni.
Didalam pesawat sangat hening dan tenang. Tak ada topik pembicaraan sedikit pun dari orang yang berada disana. Shilla sangat tidak nyaman dengan situasi seperti ini apalagi dengan kondisi yang tidak memungkinkan ini.
***
"APA?!!! Shilla pergi ke Jepang? Sendiri?"tanya Ify kaget. Saat ini Sivia dan Agni sudah berada dikamar rawat Ify.
"Iya Fy! Gue punya firasat nggak enak tentang ini. Tapi gue nggak tau maksudnya. Saat Shilla pamitan tadi, gue ngerasa kayak perpisahan gitu"jawab Sivia lesu dengan muka murung. Agni hanya mampu menunduk dengan segala kecemasannya.
"Gue juga nggak nyaman nih!! Duh apa kita kesana malam ini?"tanya Agni kemudian menyuara.
"Ify nggak boleh!"ucap Sivia.
"Gue mau ikut!! Gue takut kalian kenapa-kenapa"jawab Ify ngotot.
"Gue nggak tau Fy!! Om Day ngelarang loe nggak boleh kemana-mana selain disini"sela Sivia. Ify kembali murung dan menunduk.
***
TIK TIK TIK TIK TIK
Terdengar bunyi seperti BOM ingin meledak, Shilla dan Sion saling pandang.
"Ada BOM?"tanya Shilla dingin.
"Nggak ada Shill"jawab Sion bingung.
"Terus ini suara apa?"tanya Shilla teriak. Sion hanya terdiam sambil menatap Shilla bingung.
"HAHAHAHAHA"ditengah-tengah kepanikan, suara tawa terdengar, semua mata menuju kearah belakang Shilla. Dimana Rizky dan Kiki duduk.
"Kalian semua tidak akan selamat. Hahaahahha!! Gue nggak akan biarin kalian merusak acara gue dan teman-teman gue di Jepang!! Loe semua harus mati saaat ini Hahahaha"semua tersentak dengan omongan Rizky, Shilla berbalik dan langsung jidatnya mencium moncong sebuah pistol. Rizky sedang memegang pistol dan siap menembak Shilla. Shilla berusaha tetap tenang dan tetap memandang Rizky tajam
***
Lanjut kaka^^
BalasHapus